11.5 C
Manchester
6 October 2024
Image default
Liputan Usaha

Perumahan Subsidi di Cikampek, Kab. Karawang

Untuk target di tahun 2021 Grace mengatakan targetnya harus menyelesaikan proyek yang sekarang baru sampai 40 persen, selanjutnya harus bisa sampai 70 persen dari total progress, baik terkait bangunan, akad dan lain-lain, dan proyek ini harus selesai pada tahun 2023.

SABISNIS.COM, Karawang – Proyek perumahan subsidi dan non subsidi dengan nama Kebun Kembang Asri di Karawang, Jawa Barat ini merupakan proyek dari PT Praja Sakti Propertindo dengan luas lahan sekitar 20 hektar dan diselesaikan pembangunanya dalam 2 tahap, yaitu tahap pertama sudah selesai dan tahap kedua sedang berjalan dan sudah mencapai 40 persen.

Dikatkan Grace Ekaputri, Direktur Keuangan PT Praja Sakti Propertindo, tahap pertama sudah selesai 100 persen, dan sudah sold out. Tahap pertama ini pembangunanya dari sejak akhir tahun 2016 sampai awal tahun 2019, jadi lama pembangunanya sekitar dua setengah tahunan di lahan 10 hektar dan sudah sold out. Sementara itu pembangunan tahap kedua baru berjalan mencapai 40 persen yang juga di lahan 10 hektar, yang dimulai pembangunannya tahun 2019 kuarter III atau sekitar Agustus 2019.

Pandemi Covid-19 yang terjadi dikatakan Grace, untuk market subsidi tidak benar-benar berpengaruh karena peminat pastinya tetap banyak, hanya problem-nya dari perbankanya yang mengalami pengetatan untuk konsumen yang mau kredit rumah. “Ada pengetatan persyaratan saat pengajuan KPR ya, jadi otomatis sedikit banyak menjadi berpengaruh terhadap penjualan rumah subsidi. Misalnya 1 konsumen dia tidak goal, dan konsumen ini bisa gagal karena misalnya ada cicilan motor dan lain-lain, sekarang pihak bank minta dilunasi dulu cicilan motornya, jadi misal terjadi kami ya otomatis harus ganti lagi konsumen baru. Rasionya ini bisa satu banding dua, sehingga untuk marketingnya jadi harus dua kali kerja lebih keras. Artinya, ini masalahnya bukan di marketnya, peminat dan kebutuhan rumah masih banyak, market sejauh ini tidak berubah karena orang akan tetap butuh rumah.”, terang Grace.

Market perumahan subsidi Kebun Kembang Asri sendiri ini lebih ke para pekerja pabrik. Grace menjelaskan, lokasi proyek perumahan Kebun Kembang Asri di Kerawang ini lokasinya di Cikampek dan sangat strategis hanya 2 km dari Kawasan Industri Bukit Indah City.

Sementara kalau lokasi Kerawang Barat sudah pasti peminatnya rata-rata midle up, yaitu rumah-rumah di harga Rp500 juta ke atas. Untuk daerah Karawang Timur, Cikampek dan lain-lain itu pasti peminatnya dominan ke rumah subsidi dan non-subsidi dengan rentang harga sekitar Rp 200-Rp300 jutaan.

Dalam melakukan penjualan yang dilakukan khusunya oleh marketing inhouse PT Praja Sakti Propertindo untuk proyek perumahan subsidi Kebun Kembang Asri ini bisa bermacam-macam caranya. “Jadi mereka itu, kadang ada yang bekerjasama dengan pabrik langsung, juga terkadang misalnya marketing kami diijinkan untuk open table di dalam, sehingga bisa direct ke konsumen, bisa juga kerjasama kalau ada program dari pabriknya, misal karena perusahaanya atau manajemen pabriknya ada program untuk membantu karyawannya supaya bisa memiliki rumah. Namun, kami melakukan penjualan tetap lebih ke person-nya, karena konsumen ingin memiliki rumah itu bukan dipaksakan, melainkan mereka memilih atas pilihanya sendiri,”ujar Grace.

Terkait kemajuan kota Karawang sendiri dikatakan Grace, kalau dibandingkan dan kalau bicara beberapa tahun terkahir ini, terjadi pengembangan besar-besaran sejak tahun 2012. Pada tahun 2010 dulu itu sawah semua, nah setelah tahun 2010 hingga sekarang itu sudah perumahan dan pabrik semua, dan harga tanah itu juga kan makin tinggi, yang dulu masih Rp12 ribu per meter, saat ini sudah Rp300 ribu per meter. “Jadi secara perekonomian GDP Kerawang menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia, jelas kan UMR-nya saja besar. Di luar Jakarta itu yang GDP-nya tertinggi salah satunya Kerawang, karena pengembangan industrinya besaar-besaran pada 10 tahun terakhir,”ucapnya.

Standar bangunan
Standar bangunan rumah subsidi, tidak karena mentang-mentang disebutnya rumah subsidi kemudian standar bangunan rumahnya misalkan sekedarnya, melainkan dikatakan Grace sebenarnya bangunan rumah subsidi itu sangat firm, yaitu speknya mengikuti aturan pemerintah. “Pemerintah itu memberikan subsidi bunga dengan standar yang sudah ditetapkan, dan program ini kan memang program pemerintah,”ucap Grace.

Jadi, artinya yang disebut subsidi itu adalah subsidi kepada konsumen, yaitu berupa subsidi bunga. Sementara untuk developer persyaratanya banyak, jadi kalau developernya iseng, bangun rumahnya misalnya asal-asalan, maka itu lama-lama subsidinya pun bisa dicabut. Jadi, untuk rumah subsidi developernya tidak bisa sembarangan, karena ada standar yang ditetapkan.

” Yang jelas standard basic dalam pembangunan rumah subsidi harus dicapai. Bahkan, sebenarnya yang kasihan itu justru developernya, karena membangunya harus tetap bagus kualitasnya, harganya pun sudah di tetapkan pemerintah atau dipatok. Sementara material atau bahan bangunan mahal-mahal, seperti material bangunan rumah subsidi ini batunya, besi, semenya dan lain-lainnya sama seperti dengan perumahan non subsidi,”jelas Grace.

Untuk type perumahan subsidi Kebun Kembang Asri ini yaitu type 27/60, untuk non subsidinya ada beberapa type yaitu 30, dan 36. Untuk type 30 ada macam-macam, ada type 30/60, 30/72, dan ada type 30/56 dimulai dari harga Rp200 jutaan dengan DP dan cicilan ringan. Semua rumah dengan bangunan satu lantai, namun rencananya setelah lebaran akan ada dibangun rumah town house yang akan dijual dengan lokasi paling depannya, bangunannya tersebut bisa difungsikan seperti ruko dua lantai maupun rumah.

Perumahan Kebun Kembang Asri pembangunan tahap kedua ini sudah 40 persen yang sudah melakukan akad kredit, bahkan Sebagian sudah dihuni. Rata-rata konsumennya mereka keluarga muda, dan pekerja pabrik yang biasanya suami istri ada anak satu, atau yang baru nikah dan belum punya anak, atau juga ada yang baru mau nikah. Jadi, masih muda-muda,”ungkapnya.

Untuk terkait pemerintah sudah melakukan vaksinasi nasional dan pengaruh terhadap industri properti terutama untuk proyek perumahan subsidi dikatakan Grace, kalau untuk di segmen menengah kebawah belum terasa efeknya. Kalau untuk menengah ke atas mungkin sudah bisa dirasakan.

“Saat pandemi dan sekarang sudah di vaksin juga tidak terlalu berefek. Ujung-ujungnya kalau sebagai investor mereka berspekulasi bahwa ini saatnya beli karena sedang banyak promo dan harga sedang turun, dan terlebih kalau sudah ada vaksin maka akan berspekulasi bahwa properti akan kembali naik dan saat naik itu bisa di jual Kembali. Mereka sebagai investor mulai beli-beli, sementara kalau di market menengah ke bawah beli rumah itu memang karena need, karena kebutuhan. Jadi balik lagi, kalau untuk rumah subsidi ini yang minatnya pasti ada, dan banyak, hanya kemampuan konsumen turun. Dan Kembali lagi, rumah subsidi ini akan bangkit kalau sektor industri seperti pabrik-pabrik yang ada Kembali bergerak. Nah, kalau sekarang saya rasa belum kelihatan. Sekalipun sudah ada vaksin tapi belum kelihatan, terutama belum bisa dirasakan di rumah-rumah dengan segmen harga Rp200 juta, dan Rp300 juta, masih melambat. Tetapi untungnya di awal tahun ini, bank-bank mulai ada kelonggaran-kelonggaran, saya rasa ini sudah akan mulai jalan lagi dan sudah sangat membantu kami.,”ucap Grace.

Untuk target di tahun 2021 Grace mengatakan targetnya harus menyelesaikan proyek yang sekarang baru sampai 40 persen, selanjutnya harus bisa sampai 70 persen. Harus mencapai 70 persen, baik terkait bangunan, akad dan lain-lain, dan proyek ini harus selesai pada tahun 2023.

“Kami berharap dari pemerintah itu kalau memberikan stimulus, atau yang lain-lainnya, kalau sekarang yang sudah berjalan ini kan soal stimulus berupa insentif PPN. Tapi insentif PPN ini hanya untuk rumah-rumah yang siap akad dan siap huni. Jadi ready stock, siap huni dalam waktu 6 bulan. Biasanya rumah-rumah yang kuat dibangun banyak dan ready itu hanya developer besar. Jadi balik lagi mungkin yang diuntungkan sebagian besar hanya developer-developer besar ternama. Tapi, intinya ini jelas lebih berat ke pengembang-pengembang besar. Karena PPN 0 persen itu dikasih syaratnya harus ke rumahnya itu ready dalam 6 bulan,”ucapnya mengakhiri. (Asep Erwin)

Related posts

0896.7005.6319 – Pusat Digital Marketing Termurah dan Bergaransi Di Indonesia

Pimpinan Redaksi TOPAN JP

Kampung Kecil Hadir di Desa Rawakalong

Pimpinan Redaksi Reporter

Pertamina Jaga Peringkat Investment Grade dengan Prospek Stabil

asep

Leave a Comment