
Tapteng, SABISNIS.com – Dana Desa (DD) tidak dapat digunakan untuk publikasi jurnal, tetapi dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di desa.
DD dapat digunakan untuk:
- Pembangunan jalan, irigasi, dan fasilitas air bersih
- Pembangunan fasilitas mandi-cuci-kakus
- Program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa kepada Keluarga Penerima Manfaat (BLT DD kepada KPM).
- Program ketahanan pangan dan hewani.
Program pencegahan dan penurunan stunting - Pemberdayaan masyarakat. Memperkuat pelayanan publik di Desa.
- Memperkuat partisipasi dan demokrasi Desa.
Dampak tidak dipublikasikan APBDes adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Desa (Pemdes).
Selain itu, tidak dipublikasikannya APBDes juga dapat berdampak pada penyimpangan dalam pengelolaan keuangan desa.
APBDes adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang disusun berdasarkan prioritas kegiatan yang ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang RKPDesa.
Dampak lainnya dari tidak dipublikasikannya APBDes adalah:
- Kepala Desa (Kades) dan Perangkat Desa yang berwenang dapat dikenakan sanksi hukum.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Kadis PMD) Tapteng Henry Haluka Sitinjak S.TP. sebelum dinonaktifkan oleh Pj. Bupati Tapteng Dr Sugeng Riyanta S.H., M.H., pada Sabtu (05/09/2024).
Dinonaktifkan karena alasan kesehatan dan guna pemeriksaan terkait pelanggaran netralitas ASN.”
Sementara segala urusan Dinas PMD Tapteng dan berkaitan dengan para Kepala Desa dikendalikan secara langsung oleh Pj. Bupati.
Selanjutnya Pj. Bupati menunjuk Zulkifli Simatupang S.H., menjadi Pelaksana Harian (Plh) Kadis PMD Tapteng, menggantikan Henry Haluka Sitinjak S.TP., yang dinonaktifkan, pada Sabtu (05/10/2024). melalui keterangan tertulisnya Senin (07/10/2024).
Henry, pernah terlihat dikalangan wartawan mengeluarkan se pujuk surat wasiat (sakti) menunjuk beberapa Wartawan dan Aktivis LSM untuk Publikasi DD.
Yang membuat terjadi pembolok-bolokan antara Wartawan dan Aktivis LSM yang memicu persoalan.
Terlihat dan dapat diketahui ada
- Kelompok Wartawan dan Aktivis LSM Kadis PMD Tapteng.
- Kelompok Wartawan dan Aktivis LSM pengikut Penguasa lama. Karena Kelompok Kadis PMD Tapteng juga bagian dari Kelompok Wartawan Penguasa lama.
Kelompok Wartawan yang menjalankan tugasnya sesuai tupoksi dan tidak karena pengaruh siapa pun.
Wartawan aktif buat berita Masyarakat mulai dari Musrembang dan yang lain sampai Masyarakat ke Dinas PMD, ke Pj. Bupati dan Inspektorat Daerah (Ipda) Tapteng tidak pernah dapat jasa publikasikasih baik dari Kades.(Karena Wartawan ini tidak terlibat kelompok-kelompok-red).
Sementara oknum Wartawan dapat dibuktikan dengan beberapa contoh. Ada oknum wartawan yang buat tayang Vidio di Fhesbook nya dalam tayangan itu jelas-jelas terlihat dan melakukan pelecehan dan pencemaran nama baik dan pengancaman yang dilakukan kepada Anggota DPR-RI Masinton Pasaribu S.H.
Pasca itu Masinton Pasaribu S.H., Anggota DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan dapat tugas dari DPP PDI Pusat ke Tapanuli.
Masinton, ada turun di Tapteng, yang ternyata disambut orang-orang entah kelompok “Raja Fir’aun atau kelompok “Kim Jong” dan Kelompok oknum Wartawan yang tidak ada urusan dengan Masinton.
Banyak orang membalas dan yang buat statement, termasuk Bang Lubis di kolom komentar dan berkata, Masinton bukan hanya membantu Masyarakat Sibolga dan Tapteng, bahkan diluar Sibolga dan Tapteng.
Mahasiswa dan mahasiswi acap dibantunya termasuk wartawan yang mengalami sakit pasca Masinton Anggota DPR-RI.
Beda lagi dengan oknum wartawan ini. Pasca Pilkada Tapteng dirinya buat statement dan vulgar dengan salah satu Paslon “DRS” sampai titik darah penghabisan DRS harus menang kendati berdarah-darah.
Begitu DRS kalah langsung merapat kepada pemenang Raja Bonaran Situmeang S.H., M.Hum., dan merapat bagaikan “Pasangan”BALAKKAS” yang tidak mau terpisah.
Hal itu menjadi pertanyaan besar kepada Bonaran, karena pasca mendaftar di KPUD Tapteng, oknum wartawan ini adalah musuh besar Bonaran.
Namun Bonaran menjawab: “Dia orang baik dan kita lihat setelah dia berkhotbah dan dia Penyanyi Klas atas di Tapteng ini. ujarnya.
Pasca Bonaran ke sanjung kasus di Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar dirinya tiarap bagaikan ponakan Jenderal DI Panjaitan.
Pasukan G30 S datang dan menembak Pamannya D.I. Panjaitan dia berteriak “MAR TABUNI HO TULANG” atau “Berondok kau Tulang”.
Usai Bonaran tidak lagi Bupati, merapat ke Bupati Tapteng berikutnya. Hal itu kita bisa lihat hasil Video atau Exclusive interview with video in Alfrad’s Car keliling Tapteng.
Bagaimana nanti degan Bupati Tapteng Masinton Pasaribu S.H., dan Mahmud Effendi Lubis Wakil Bupati Tapteng. Kita tunggu episode berikutnya.
Karena boleh dikatakan senjata pamungkasnya banyak bagaikan “Banyak Jalan ke Roma. Karena kita mulai lihat kelompok nya mulai atur strategi untuk masuk di “MAMA”.
Bagaimana dengan Plh Dinas PMD Tapteng Zulkifli Simatupang S,H., apakah akan ikuti gaya lama Dinas PMD Tapteng masa lalu ataukah punya kepemimpinan yang jauh lebih baik “TAPTENG NAIK KELAS ADIL UNTUK SEMUA”. (Demak MP Panjaitan/Pance)