Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan perusahaan Pegadaian yang memiliki motto : Mengatasi Masalah Tanpa Masalah. PT Pegadian (Persero) ini merupakan salah satu perusahaan BUMN sektor keuangan Indonesia yang bergerak pada lini bisnis yaitu pembiayaan, emas dan aneka jasa.
SABISNIS.COM, Jakarta – Belum lama ini Asep Erwin, redaksi SAHABAT BISNIS melakukan wawancara dengan Harianto Widodo, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian (Persero) via zoom untuk menanyakan banyak hal terkait dengan aktivitas dan perkembangan Pegadaian selama ini, terutama di era pandemi seperti saat ini.
Berikut adalah petikan wawancara Asep Erwin, redaksi SAHABAT BISNIS dengan Harianto Widodo, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian (Persero) :
Iya pak Harianto, untuk Pegadaian inikan sudah cukup familiarlah di masyarakat, namun kalau saya pribadi melihat yang kami tahu itu bahwa Pegadaian aktivitasnya itu bagaimana masyarakat menggadai barang begitu kan pak ya, nah tapi sejauh ini selain itu sebetulnya kegiatan daripada usaha Pegadaian ini seperti apa atau apa saja pak ya ?
Jadi mungkin background usahanya saya kasih tahu ya, bahwa Pegadaian ini beroperasi pada POJK Nomor 31. POJK Nomor 31/POJK.05/2016 tentang Usaha Pegadaian, itu di atur bahwa usaha Pegadaian ada yang berdasarkan akad gadai dan fidusia, atau usaha lain yang diberikan ijin oleh OJK.
Memang kalau dilihat, Pegadaian itu tepat per 1 April 2021 adalah ulang tahunnya ke-120 tahun. Itu adalah usia yang cukup matang, cukup lama begitu ya, karena mungkin tidak banyak perusahaan yang usianya hingga sampai ratusan tahun. Tapi, untuk Pegadaian sampai sekarang ini masih tetap eksis, bahkan berkembang, kenapa ? Karena Pegadaian itu melakukan beberapa transformasi, diantaranya adalah kami ada transformasi di kultur dan IT, serta transformasi di produk dan layanan.
Itulah yang membuat Pegadaian sampai sekarang masih eksis dan terus tumbuh, artinya apa ? Artinya bahwa produk-produk Pegadaian itu masih relevan dan dibutuhkan masyarakat saat ini. Itu penjelasan secara umumnya.
Tadi pak, berarti selain ada beberapa yang bapak sampaikan, berarti produk Pegadaianya sendiri itu apa aja sih pak, jasa atau barang mungkin ?
Ya, untuk yang gadai, jadi memeng portofolio terbesar itu masih gadai. Gadai itu kira-kira sekarang bisa 80 persen, dan yang 20 persenya itu berbasis fidusia atau non gadai.
Jadi, gadai itu ada yang namanya gadai biasa/regular, ada juga yang namanya gadai saham. Selain itu, kami juga sangat masif menyosialisasikan yang namanya tabungan emas. Tabungan emas ini juga selain instrument investasi bagi masyarakat yang depositnya atau titipan emasnya untuk bisa dijadikan agunan gadai.
Kami mempunayai beberapa fitur gadai, seperti Gadai bunga harian, Gadai Peduli yang bebas bunga, serta beberapa skema Syariah.
Jadi jenis/fitur produk Pegadaian itu banyak, kalau dihitung itemnya itu bisa ada 20 item. Tapi memang dikelompokan menjadi 2 (dua), yaitu ada satu yang berbasis gadai, dan ada satu lagi yang berbasis non gadai atau fidusia. Sementara itu, untuk produknya bisa lihat sendiri di web Pegadaian: www.pegadaian.co.id.
Oh iya pak, di tahun 2020 itu kan lagi masa-masa pandemi itu sedang kencang-kencangnya pak. Nah, ini untuk Pegadaian sendiri seperti apa kondisinya, atau pengaruh terhadap bisnis atau usaha Pegadaiannya, misal penjualan produknya menurun atau justru meningkat, bisa dijelaskan pak ?
Jadi tahun 2020 jujur saja kami memang terdampak juga pandemi Covid-19. Jadi secara keseluruhan sebelum covid-19 Pegadaian targetnya tumbuh 16 persen, dengan adanya Covid-19, mulai awal 2020, tepatnya bulan Maret 2020 pertumbuhan bisnis Pegadaian terkoresi menjadi 13%. Itu dari sisi portofolio pembiayaan (OSL) di tahun 2020.
Kemudian dari sisi bottom line (laba bersih) juga, kami dari target Rp3,1 triliun realisasi kami itu hanya Rp2 triliun, artinya apa turun hampir 35 persen dibanding dengan realisasi tahun 2019.
Tahun 2020 Pegadaian cukup banyak membentuk cadangan atas kredit macet (CKPN), untuk mengantisipasi pemburukan kualitas asset di Pegadaian, karena kita belum tahu, sampai kapan pandemi ini akan berakhir.
Iya baik pak, lalu ketika di tahun 2020 tersebut, Pegadaian sendiri itu apa melakukan koreksi target, dan strateginya apa yang sempat dilakukan ketika itu ?
Ya, target bisnis tahun 2020 tentunya kita sesuaikan dan kita usulkan ke pemegang saham, untuk menyesuaikan kondisi linkungan bisnis yang ada, khususnya Pandemi Covid-19.
Kemudian untuk strategi yang dilakukan pada saat itu adalah seperti kita ketahui juga ada arahan OJK untuk melakukan restrukturisasi kredit khususnya produk-produk yang berbasis fidusia. Sedangkan untuk kredit-kredit yang berbasis Gadai kami melakukan relaksasi kredit.
Relaksasi kredit ini antara lain, kami memberikan tambah pergeseran jadwal jatuh tempo selama 30 hari. Jadi, ada tambahan masa tenggang atau masa bebas bunga itu di 30-an hari. Jadi yang seharusnya 120 hari jatuh tempo dan harus dilunasi atau di lelang, kami geser menjadi nambah 30 hari. Hal itu cukup banyak membantu masyarakat untuk mengatur cash flow-nya, pada saat mereka tidak mampu melunasi karena situasinya cukup sulit, maka itu menjadi keleluasaan untuk mereka melanjutkan kewajibannya.
Kami juga berlakukan bagi mereka yang melakukan perpanjangan di akhir masa kredit, kami berikan bunga lebih murah, dari yang seharusnya misalnya 1,2 persen menjadi hanya 1 persen.
Satu lagi, tahun 2020 juga kami meluncurkan Gadai Peduli. Gadai pedulinya adalah gadai yang tidak dipungut biaya, tapi memang 1 orang hanya boleh melakukan satu gadaian, yang mana mereka bisa menggadai sampai dengan Rp1 juta dan tidak di pungut biaya apa pun, alias dibebakan biaya bunga, dan plafonnya sampai Rp1 juta.
Pak kalau dari nasabah Pegadaian sendiri itu lebih banyak mereka yang sudah berlangganan karena loyalitasnya, atau ada banyak nasabah yang baru ?
Ada yang baru. Karena ini penting bagi kami punya strategi untuk itu, khususnya regenerasi nasabah. Ada program-program khusus yang kami luncurkan untuk Akuisisi nasabah baru. Termasuk untuk produk tabungan emas, dan produk-produk lainnya. Akuisisi nasabah baru ini kita lakukan dengan menambah jenis produk atau fitur produk baru, atau memperluas kerja sama dengan channel-channel digital, sehingga menambah customer baru.
Tabungan emas ini yaitu Pegadaian membeli emas, dan customer menyimpan dalam bentuk gram di Pegadaian. Nah, nilai gramasi emas yang dititipkan inilah, yang dapat dijadikan agunan pinjaman kedepan. Pola pemberian pinjaman seperti ini lebih mudah dan lebih murah. Lebih mudah karena dapat dilakukan secara full digital, tanpa harus datang ke outlet. Lebih murah, karena tarif bunganya lebih rendah dibanding tarif regular.
Disamping Gadai biasa ini, kami juga punya produk seperti Arrum Haji, Arrum Umrah sehingga ini akan menambah atau portofolio atau jenis ragam produk Pegadaian untuk bisa dinikmati masyarakat.
Baik pak. Nah ini memasuki tahun 2021 nih pak, lalu kan pemerintah sendiri sudah melaksanakan yang namanya vaksinasi nasional, walaupun mungkin belum merata, ini efek terhadap usaha atau bisnis Pegadaian sendiri ada tidak pak, bisa di jelaskan ?
Ya, kalau kami lihat di triwulan IV 2020 memang geliat untuk nasabah Pegadaian itu sudah mulai nampak naik. Di triwulan I 2021 juga sudah kelihatan , tembus sekitar 3 persen, tahun lalu kami tumbuh sekitar 8 – 9 persen. Artinya apa ? Artinya bahwa memang dengan adanya vaksin ini keleluasaan masyarakat untuk beraktivitas itu lebih pede.
Berbeda ketika awal-awal pandemi, dulu orang-orang tidak berani keluar, kami tidak bisa melakukan promosi, pelayanan juga hanya sampai jam 3, ada beberapa outlet kami yang tutup. Kalau sekarang penutupan outlet juga sudah tidak ada, bahkan semua melakukan protokol kesehatan. Sehingga, karena keleluasaan ini aktivitas ekonomi pun sudah mulai bergerak, meskipun kalau kita lihat lagi, akhir-akhir ini memang pemerintah juga sangat-sangat khawatir, terhadap penyebaran Covid-19 gelombang kedua apa ketiga kalau terjadi kerumunan massa. Makanya kami juga sangat memaklumi dengan anjuran pemerintah dalam rangka mengurangi penyebaran ini, seperti ada larangan mudik, rasanya ini menjadi tindakan preventif yang sangat bijak ya, daripada nanti kita kebobolan sehingga ada gelombang kedua atau ketiga yang sangat dikhawatirkan dan akan berdampak kesemuanya.
Baik pak, kalau boleh tahu barangkali di tahun 2021 sekarang ini, mungkin ada strategi tersendiri pak, terus untuk program-program Pegadaian sendiri seperti apa ?
Iya, di tahun 2021 kami memang pastikan tumbuh sekitar 12 – 13 persen, artinya angka ini di masa pandemi adalah pertumbuhan yang cukup menantang. Nah kami lihat juga program-program yang kami lakukan seperti per 1 April 2021 ini kami mengeluarkan produk yang namanya Gadai Harian, jadi gadai dengan hitungan bunga harian, seperti boleh orang menaro barang pagi di ambil sore, untuk memenuhi kebutuhannya, daripada mereka terjebak oleh rentenir-rentenir yang bunganya sangat tinggi.
Kami juga melakukan beberapa aktivitas pendampingan bagi nasabah Pegadaian yang punya usaha, dan dalam pendampingan ini seperti akan kami lombakan, tapi sebelum mereka ikut pastilah ada yang namanya pembekalan, ada beberapa materi yang akan diberikan ke mereka, apakah itu tentang marketing, keuangan, packaging, dan lain sebagainya, harapanya nasabah-nasabah Pegadaian ini bisa terus tumbuh dan terus membesar.
Memang kami lakukan ini harus berbeda, dan mereka yang eksis adalah mereka yang punya channel distribusi atau marketing melalui online. Maka kami dorong masyarakat atau nasabah Pegadaian untuk bisa menggunakan branding ataupun marketingnya melalui digital /online. Karena itu yang kami amati bahwa mereka yang eksis adalah mereka yang menggunakan jaringan penjualan melalui online.
Ada produk baru, atau program baru pak ?
Fitur baru yiatu Gadai Harian, umpamanya per 15 hari. Per 1 April ini kami luncurkan fitur produk yang namanya Gadai Harian, jadi boleh orang itu menggadai sehari dan bunganya di hitung 1 hari, bukan 15 hari.
Oh iya pak, apakah untuk nasabah Pegadaian harus memiliki kriteria tertentu ?
Tidak ada kriteria, artinya Pegadaian ini selain untuk usaha juga bisa digunakan untuk kebutuhan konsumtif, meskipun total itu 57 persen orang yang melakukan gadai itu digunakan untuk kebutuhan konsumtif. Sehingga, memang kalau kriteria khususnya tidak ada. Tapi dengan menambah fitur-fitur ini maka lebih banyak pilihan bagi masyarakat.
Nah, terus pak kalau seperti saat ini bulan puasa, mau menjelang lebaran juga, itu kalau perkiraan saya Pegadaian harusnya ramai pak ya, kira-kira seperti itu tidak pak ?
Iya, sebelum puasa ramai, jadi sebelum puasa ada kenaikan, saya lihat sampai 7 persen. Karena apa ? Karena polanya itu masyarakat yang membutuhkan kebutuhan usaha dia akan membutuhkan modal di awal puasa, untuk apa di bulan puasa ini, untuk modal kerja seperti bikin kuliner, untuk jualan pakaian dan perlengkapan ibadah, dan lain sebagainya.
Nanti menjelang lebaran kira-kira THR cair maka nanti itu banyak nasabah menebus barangnya. Jadi, nasabah itu yang usaha sudah menebus atau mengembalikan pinjamamnnya, mungkin mereka yang untuk kebutuhan konsumtif juga menebus barangnya.
Jadi ada pola sebelum puasa yang naik itu kredit, kemudian waktu sebelum lebaran itu nasabah yang menebus barangnya yang banyak. Kontraksi artinya banyak orang nebus, nanti bisa pulih kembali 3 bulan setelah lebaran.
Nah, kami kalau tahun lalu memang tebusan sebelum lebaran itu karena pandemi ya jadi biasa, tapi juga cukup dalam kontraksinya itu bisa 2 – 3 persen yang kalau normal itu bisa 5 persen. Sementara untuk tahun ini, kami belum tahu.
Terakhir pak, kalau target Pegadaian kedepan seperti apa, mungkin dari sisi produknya, atau target penjualanya ?
Target tahun 2021 ini seperti saya bilang di atas, kami masih berharap tumbuh ya, sekitar 12,7 persen itu all product, all product itu baik untuk gadai maupun non gadai. Meskipun memang ini tantangan tersendiri karena kami lihat juga health immunity yang kekebalan kelompok yang diharapkan bisa dicapai di tahun 2021, sepertinya mungkin tantangannya masih cukup besar, bisa jadi baru tahun 2022 bisa dicapai.
Vaksin juga belum merata, kemudian kalau kita lihat peristiwa di India juga menjadi gelombang yang mengerikan. Makanya, kami sangat sepakat dan mendukung dengan pemerintah mengendalikan pemudik, semua kegiatan yang ujung-ujungnya mengumpulkan atau menimbulkan kerumunan massa itu harus dihindari. Karena nanti kalau seandainya kita lalai dan bisa terjadi seperti di India maka tidak bisa dibayangkan akan seperti apa nanti negeri kita ini.
Barangkali ada yang perlu disampaikan lagi pak terkait Pegadaian ini kepada masyarakat, silahkan pak ?
Iya saya pikir begini, dimasa pandemi inikan orang tetap membutuhkan kebutuhan finansial ya. Nah, Pegadaian itu juga punya pltform digital.
Pegadaian digital itu bisa digunakan masyarakat baik itu untuk masalah pembiayaan, kemudian untuk membeli emas, dan menyimpan emas. Karena dengan banyaknya produk Pegadaian dan akses digital yang ada untuk masyarakat yang membutuhkan produk-produk Pegadaian, rasanya untuk kemudahan transaksi dan kecepatanya sudah jauh lebih baik. (Asep Erwin)