SABISNIS.COM, Jakarta – Wall Street melemah pada perdagangan Kamis (17/9), setelah data menunjukkan tingkat klaim pengangguran mingguan yang tinggi. Sementara saham teknologi kembali merosot.
Pada awal perdagangan, 11 indeks sektor utama S&P 500 melorot, dipimpin saham energi yang turun karena kekhawatiran permintaan bahan bakar yang memukul harga minyak.
Mengutip Reuters, Kamis (17/9), pukul 10:08 waktu setempat, indeks Dow Jones Industrial Average turun 172,82 poin, atau 0,62%, ke level 27.859,56, dan S&P 500 turun 28,53 poin, atau 0,84%, ke level 3.356,96.
Nasdaq, yang memasuki wilayah koreksi awal bulan ini, turun 1,2% lagi dengan saham Facebook Inc, Apple, Amazon.com, Tesla Inc, Microsoft Corp, Alphabet Inc dan Netflix Inc bersama-sama kehilangan kapitalisasi pasar US$ 150 miliar dalam setengah jam pertama perdagangan.
Saham bank tergelincir 1,1%, sementara subindex keuangan yang lebih luas turun 1,0%, sehari setelah Federal Reserve berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk jangka waktu yang lama untuk mengangkat ekonomi AS keluar dari resesi yang disebabkan pandemi.
Tetapi Gubernur Fed Jerome Powell menunjukkan jalan panjang menuju “lapangan kerja maksimum”, pasar saham kecewa dengan kurangnya rincian yang lebih kuat seputar rencana stimulus bank sentral.
“Bulls pada dasarnya menginginkan lebih banyak pembelian obligasi jangka panjang (dan) fakta bahwa Fed gagal memberikan kenaikan tambahan, investor sedikit lebih bearish hari ini,” kata Mike Bailey, direktur penelitian di FBB Capital Partners di Bethesda, Maryland seperti dikutip Reuters.
Menambah kekhawatiran seputar pemulihan yang terhenti, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, tetapi tetap bertengger di level yang sangat tinggi.
Reporter : Asep Erwin
Sumber : Kontan.co.id