Saat Tepat Perbaiki Tata Kelola dan Pengawasan Pasar Modal RI

SABISNIS.COM, Jakarta – (25/06) – Maraknya kasus gagal bayar di industri keuangan Indonesia dinilai menjadi katalis negatif bagi pemerintah yang kini tengah menjaga kondisi perekonomian nasional saat pandemi corona atau Covid-19.

Analis pasar modal Avere Mitra Investama Teguh Hidayat mengatakan, perlu langkah-langkah strategis demi menyikapi kasus gagal bayar di industri keuangan, sehingga tidak jadi beban baru karena adanya potensi resesi ekonomi. “Soalnya kasus gagal bayar yang terjadi saat ini akan menghambat upaya pemerintah sendiri dalam memasyarakatkan pasar modal.

Dampaknya bisa dilihat dari volume transaksi menjadi sepi dan turunya kepercayaan dari masyarakat,” ujar Teguh dalam keterangannya, Kamis (25/6/2020).

Enggak apa, yang penting cari jalan keluar Dia menjelaskan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan yang cukup signifikan atau turun 20,99 persen dari posisi 6.283 pada awal tahun menjadi 4.964 pada penutupan kemarin.

“Sejak mewabahnya virus corona di sejumlah negara termasuk Indonesia, bahkan posisi IHSG sempat menyentuh level 3.937 atau amblas 37,33 persen pada Selasa, 24 Maret 2020,” kata Teguh. Sementara untuk dapat memitigasi risiko gagal bayar di industri keuangan Indonesia, Teguh menjelaskan, hal pertama yang harus dilakukan pemerintah dan otoritas bisa dimulai dengan mendengar masukan sejumlah ekonom maupun pelaku pasar.

Menurutnya, dengan ekslusifnya sikap pemerintah dan regulator yang ditunjukkan selama ini maka tidak heran jika kasus gagal bayar di produk reksa dana, asuransi dan obligasi menambah beban pemerintah di tengah pandemi.

“Memang belakangan otoritas dan seterusnya sudah mulai mendengar masukan-masukan dari pelaku pasar. Namun, dulunya saya dan teman teman enggak pernah digubris ketika memberi masukan,” tutur dia.

Menurut pengamat, sekarang saat tepat bersih-bersih pasar modal? Selain mendengar masukan, lanjut Teguh, hal yang juga harus dilakukan pemerintah dan otoritas ialah memperbaiki tata kelola sekaligus pengawasan di pasar modal. Selanjutnya, dengan memperbaiki tata kelola dan pengawasan akan memunculkan persepsi baru di benak investor pasar modal bahwa pemerintah dan otoritas mulai melakukan bersih-bersih di industri keuangan Indonesia.

“Untuk itu, kita meminta seluruh elemen untuk bisa mendukung adanya perbaikan tata kelola di pasar modal. Sudah tepat jika penegakkan hukum terhadap kasus di pasar modal lain harus dijadikan momentum perbaikan tata kelola,” pungkasnya. (Aer dan Dari Berbagai Sumber)

asep

Recent Posts

Kolaborasi Strategis antara BRI Sudirman 1 dan Laxmi untuk Mendukung UMKM Lokal

Sabisnis.com, Jakarta — Dalam upaya memperkuat sinergi antara sektor perbankan dan industri kreatif, BRI Sudirman…

19 hours ago

Komisi X DPR RI Bersama Bank BRI Dorong Akselerasi Penyaluran Bantuan Pendidikan

Sabisnis.com, Jakarta - Dalam upaya mempercepat penyaluran bantuan pendidikan kepada peserta didik di seluruh Indonesia,…

3 weeks ago

BRI Kebayoran Baru Berikan Kemudahan Nasabah Menabung Emas

SABISNIS.COM, Jakarta - Berinvestasi atau menabung sekarang sudah menjadi salah satu alternatif yang banyak digunakan…

3 weeks ago

Bank BRI Mall Ambassador Berbagi Bingkisan Makanan untuk Warga dan Pengendara Sekitar Kantor

Sabisnis.com, Jakarta — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Mall Ambassador menggelar kegiatan…

3 weeks ago

Balaraja City Square Bangkit Kembali Bangun Pasar Laris SAIMAN Untuk Pedagang Dan Pengusaha Lokal

Sabisnis.com, Banten - Ditengah perekonomian saat ini kami memperkenalkan Pasar Laris SAIMAN, salah satu investasi…

1 month ago

Balaraja City Square Bangun Pasar Laris Yang Prospek Hasilkan Cuan

SABISNIS.COM, BANTEN - PT. IMPERIAL BANGUN PERSADA adalah perusahaan yang akan merevitalisasi pasar tematik di…

2 months ago