SABISNIS.COM, Jakarta – Prospek Usaha Mikro Kecil dan Menengan ( UMKM) dinilai mengalami perlambatan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati. UMKM di Indonesia, menurut Enny, terbelenggu dengan ragam keterbatasan baik dari sisi SDM, akses permodalan, pengetahuan, informasi dan teknologi.
“Prospeknya kalau dibilang menurun itu mungkin terlalu negatif ya. Ini mungkin bisa dikatakan melambat, tumbuh tapi mengalami penurunan. Kalau biasanya UMKM bisa tumbuh 5 persen, sekarang dibawah 4 persen,” ujar Enny Jumat (15/11/2019). Selain itu, Enny menilai bahwa hal ini hanya bisa ditanggulangi dengan intervensi pemerintah, dimana pemerintah harus berkomitmen dalam penyaluran kredit seperti Kredit Usaha Rakyat ( KUR) dan sebagainya.
Penyaluran tersebut diharapkan bisa menyasar pada seluruh lapisan UMKM.
“KUR tidak pernah menyentuh pada usaha yang benar-benar mikro dan kecil. Secara pencatatan memang KUR masuk pada sektor UMKM, tapi UMKM yang mana? Sampai saat ini enggak ada UMKM kita yang naik kelas, karena problem struktural yang belum terselesaikan. UMKM hanya akan sekedear potensinya saja yang besar, tapi enggak mampu direalisasikan,” tambahnya.
Enny menjelaskan, pertumbuhan dan produktivitas UMKM menunjukkan penurunan karena kalah saing dengan barang impor yang murah dengan fasilitas langsung.
Misalkan saja mall atau supermarket yang memiliki tempat khusus untuk menjual barang impor bahkan dengan diskon tinggi. Ini akan semakin menyulitkan UMKM dalam bersaing.
Secara terpisah, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki saat menggelar konferensi pers di Smesco menyebutkan, saat ini pemerintah fokus dengan tujuan pengembangan sektor UMKM. Ini terbukti dari rencana membuat one stop service bagi produk UMKM di kawasan Smesco.
“Pembiayaan sudah disiapkan pemerintah dengan berbagai skema yang pasti yang akan menjadi pusat one stop services bagi UKM, nanti di sini sebagai tempat belajar, sharing eksperimen dan lainnya,” kata Teten. Selain itu, Teten juga akan berusaha mengoptimalisasi akurasi produk guna meningkatkan kualitas brand lokal. Caranya adalah dengan rutin menggelar konsultasi dari hulu ke hilir. “Ini akan jadi tempat pusat konsultasi dari hulu ke hilir (bagi pelaku UKM).
Saya sengaja minta masukan dari penggerak ekonomi sektor UKM karena mereka yang lebih tahu. Ini kami akan coba rumuskan ulang agar bisa dioptimalkan,” jelasnya. (Artikel ini telah diterbitkan Kompas.com)
SABISNIS.COM DEPOK-Kampanye akbar Pasangan Calon (Paslon) walikota dan calon wakil walikota Kota Depok dengan nomor…
Tapteng, Sabisnis.com - Justri Yanti Panjaitan meminta kepada Kasat Reskrim Polres Tapanuli Tengah untuk memberikan…
Tapteng, SABISNIS.com - Melalui Via Zoom Pj. Bupati Tapanuli Tengah Dr. Sugeng Riyanta, SH MH,ikuti…
Sibolga, Sabisnis.com - Calon bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu dan calon wakil bupati Mahmud Efendi…
Tapteng, Sabisnis.com - Pertikaian antara Baktiar Ahmad Sibarani dengan saudara Ametro Pandiangan adalah masalah pribadi,…
Tapteng, SABISNIS.com - Masyarakat di Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara…