SABISNIS.COM, Jakarta – Dikutip dari Portal CNBC Indonesia, bahwa manajemen PT Pertamina (Persero) membeberkan rencana melakukan restrukturisasi organisasi dan rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sub-holding perusahaan di pasar modal.
Dalam dokumen Pertamina yang disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (29/6/2020), manajemen Pertamina mengungkapkan alasan melakukan restrukturisasi dan rencana IPO anak usaha.
“Puncak pertumbuhan energi primer dunia diperkirakan tahun 2030, terutama didorong oleh penetrasi sumber energi baru dan terbarukan ke dalam bauran energi.Perusahaan-perusahaan minyak internasional merespons secara berbeda terhadap Megatren Global ini,” jelas Pertamina, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (1/7/2020).
Pertamina menegaskan, dengan aspirasi Pertamina menjadi Perusahaan Global Energi Terdepan dengan Nilai Valuasi Pasar US$ 100 miliar dan menjadi Top 100 Global Fortune pada tahun 2024, oleh karenanya restrukturisasi organisasi dilakukan sebagai vehicle, sebagai fondasi utama di dalam mengelola kegiatan operasi dan menghadapi tantangan yang beragam di masa depan.
Selain itu, restrukturisasi ini juga telah banyak dilakukan di International Oil Company (IOC) dan National Oil Company (NOC) lainnya di mana Sub-Holding dibentuk untuk meningkatkan kelincahan dalam pelaksanaan bisnis holding.
“Pembagian peran antara holdings dan sub-holding bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan value dari seluruh grup Pertamina,” tulis Pertamina.
Pertamina juga menegaskan, perusahaan migas baik di regional (seperti Petronas Malaysia dan PTT asal Thailand) maupun global (BP, ExxonMobil) juga memiliki perusahaan yang listed atau tercatat di bursa efek (IPO) di level sub-Holding.
Dalam dokumen tersebut, Pertamina mengungkapkan beberapa sub-holding perusahaan migas lainnya sudah mencatatkan anak usahanya di bursa efek, di antaranya Petronas (Petronas Carigali, Petronas Chemicals, Petronas Gas Berat, Petronas Dagangan Berat, dan MISC Berhad), dan BP (BP Canada, BP Oil International, Castrol, Castrol India, dan Bp Shipping.
Selain itu, ada ExxonMobil (ExxonNeftegas, Mobil Producing Nigeria Unlimited, XTO Energy, ExxonMobil Fuels & Lubcirants Co, dan Imperial Oil) dan PTT (PTT Exploration & Production, PTT Interantional Trading, PTT Global Chemicals CO, Thai Oil dan PTT Oil and Retail Business).
“Tren global menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar di dunia merupakan perusahaan yang listed di Bursa seperti Apple, Microsoft, Alphabet (Google), dan lainnya,” tulis Pertamina.
Dalam kesempatan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan semua ini masih dalam kajian.
“Rencana IPO ini masih dalam tahap kajian, dan belum bisa membahasnya dengan detail,” ungkapnya dalam rapat di Komisi VII, Senin (29/6/2020).
Nicke menegaskan bahwa IPO memang adalah salah satu cara untuk mencari pendanaan. Namun fokus Pertamina saat ini adalah membangun subholding,membangun infrastruktur energi agar penyediaan energi di dalam negeri bisa optimal.
“Teknologi dan infra kita bangun supaya bisa local resources itu kuat. Bangun itu kan butuh dana,” papar Nicke.
Dalam kesempatan itu, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Iman Racham mengatakan IPO adalah proses pencarian dana, sama halnya dengan mencari pendanaan di sektor perbankan. Di dalam IPO terdapat kepemilikan publik.
“Kalau mau melakukan IPO pertama kebutuhan dana kita. Kebutuhan capex [belanja modal] US$ 135 miliar. Sebagian besar adalah investornya domestik. Dan mereka tidak kontrol. Kita tidak melakukan controling mereka hanya melakukan sharing dana dengan kita,” ungkap mantan Direktur Mandiri Sekuritas ini.
Dalam rapat yang sama Nicke sempat mengatakan sub-holding yang tengah dikaji ialah pelayaran (shipping) dan energi terbarukan (renewable energy).
“Ada subholding shipping dan new and renewable sedang dikaji [IPO] kami belum mengambil keputusan untuk itu,” kata Nicke.
“Untuk melakukan ini [IPO], kita harus yakin tujuan IPO apa. IPO itu cara, bukan tujuan, kalau tidak hasilkan market cap [kapitalisasi pasar] atau dana yang optimal tidak akan kita lakukan,” tegas Nicke.
Dia menegaskan tentunya semua keputusan ada di tangan pemegang saham dan dia menyatakan belum bisa mengungkapkan ke publik sebelum ada kajian mendalam.
“Tetap kami lakukan tapi tidak hari ini [kami umumkan], karena harus dengan matang, keputusan pemegang saham, target market cap berapa itu harus kami sampaikan, jangan sampai keputusan muncul di publik sebelum ada kajian yang optimal.
Kalau ini keputusan pemegang saham kami lakukan dengan tahapan yang prudent profesional,” katanya.
Mengacu data laporan keuangan, anak usaha Pertamina yang sudah IPO di BEI yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU).
Adapun anak usaha di bidang perkapalan yakni PT Pertamina Trans Kontinental yang didirikan sejak 1969, dan PT Pertamina International Shipping pada 2016. Sementara di energi baru terbarukan (EBT), lewat bisnis PT Pertamina Power Indonesia dan PT Pertamina Geothermal Energy. (*)
SABISNIS.COM DEPOK-Kampanye akbar Pasangan Calon (Paslon) walikota dan calon wakil walikota Kota Depok dengan nomor…
Tapteng, Sabisnis.com - Justri Yanti Panjaitan meminta kepada Kasat Reskrim Polres Tapanuli Tengah untuk memberikan…
Tapteng, SABISNIS.com - Melalui Via Zoom Pj. Bupati Tapanuli Tengah Dr. Sugeng Riyanta, SH MH,ikuti…
Sibolga, Sabisnis.com - Calon bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu dan calon wakil bupati Mahmud Efendi…
Tapteng, Sabisnis.com - Pertikaian antara Baktiar Ahmad Sibarani dengan saudara Ametro Pandiangan adalah masalah pribadi,…
Tapteng, SABISNIS.com - Masyarakat di Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara…