Categories: Tak Berkategori

Hewan Merusak Kebun Orang Lain Pemilik di Hukum “Bagaimana Jerat Hukum Bagi Perusak Tanaman Milik Orang Lain?”

Tapteng, SABISNIS.com – Merusak tanaman milik orang lain berarti merusak barang milik orang lain. Mengenai pengerusakan barang milik orang lain, hal tersebut diatur dalam Pasal 406 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi:

“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak dapat dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”

Hariman Siregar, Mariana Sibagariang, Ira Yanti Sibagariang, Bahrin Simatupang dan rombongan Selasa (31/12/2024) mendatangi Rumah Wartawan Demak MP Panjaitan/Pance memberitahukan bahwa Kebun mereka dirusak oleh Gerombolan yang dipimpin oleh Inizial SL Warga Desa Tapian Nauli Satu Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Luas Kebun itu kurang lebih 8 Ha yang ditanami tanaman seperti Kebun sawit dan tanaman keras lainnya.

Ketika pemilik Kebun untuk melarangnya, justru takut terjadi kekerasan, oleh karena ditangan para Gerombolan ada parang dan senjata tajam lainnya.

Akhirnya para pemilik Kebun melaporkan kejadian ini ke Polsek Kolang Polres Tapteng Polda Sumut. Namun oleh fihak Polsek tidak menerima laporannya dan menyuruh mediasi ke Desa.

Kami yang tidak tahu hukum kami turut dan mendatangi Sekretaris Desa Tapian Nauli karena Kepala Desa sudah meninggal dunia baru-baru ini, katanya.

Awak media ini mencoba konfirmasi seputar kejadian perusakan Kebun ini kepada Sekdes. Oleh Sekdes menjawab lewat selulernya mengatakan: “Ia….Pak sudah dimediasi mereka dan besok (01/01/2025) akan mediasi lagi, ucapnya.

Informasi yang diterima dari mereka yang punya Kebun mengatakan: “Gerombolan ini pekerjaan memang sudah begitu”. Artinya acap mengarap Kebun orang dengan kekerasan dan setelah mereka menguasai Kebun itu, baru menjualnya kepada Pengusaha untuk menjadi Perkebunan Sawit, urainya.

Menjawab pertanyaan wartawan mereka berkata akan melanjutkan pengaduan ke Polres Tapteng dan kami akan minta tolong kepada Penasehat Hukum (Advokat) yang bersedia membantu kami. Karena kami orang miskin dan miskin pendidikan tidak tahu hukum pungkasnya. (Demak MP Panjaitan/Pance)

REDAKSI

Recent Posts

Kolaborasi Strategis antara BRI Sudirman 1 dan Laxmi untuk Mendukung UMKM Lokal

Sabisnis.com, Jakarta — Dalam upaya memperkuat sinergi antara sektor perbankan dan industri kreatif, BRI Sudirman…

2 days ago

Komisi X DPR RI Bersama Bank BRI Dorong Akselerasi Penyaluran Bantuan Pendidikan

Sabisnis.com, Jakarta - Dalam upaya mempercepat penyaluran bantuan pendidikan kepada peserta didik di seluruh Indonesia,…

3 weeks ago

BRI Kebayoran Baru Berikan Kemudahan Nasabah Menabung Emas

SABISNIS.COM, Jakarta - Berinvestasi atau menabung sekarang sudah menjadi salah satu alternatif yang banyak digunakan…

3 weeks ago

Bank BRI Mall Ambassador Berbagi Bingkisan Makanan untuk Warga dan Pengendara Sekitar Kantor

Sabisnis.com, Jakarta — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Mall Ambassador menggelar kegiatan…

3 weeks ago

Balaraja City Square Bangkit Kembali Bangun Pasar Laris SAIMAN Untuk Pedagang Dan Pengusaha Lokal

Sabisnis.com, Banten - Ditengah perekonomian saat ini kami memperkenalkan Pasar Laris SAIMAN, salah satu investasi…

1 month ago

Balaraja City Square Bangun Pasar Laris Yang Prospek Hasilkan Cuan

SABISNIS.COM, BANTEN - PT. IMPERIAL BANGUN PERSADA adalah perusahaan yang akan merevitalisasi pasar tematik di…

2 months ago