Dua (2) Putra Raja Naipospos Wali Kota Sibolga dan Bupati Tapteng Berbeda Model Kepemimpinan

Keterangan Gambar : No. 01. Wali Kota Sibolga Drs. H. Mhd Syarfi Hutauruk M.M., No. 02. Raja Situmeang S.H., M.Hum.

Tapteng, SABISNIS.com – Dua Putra Raja Naipospos Drs. Mhmd. Syarfi Hutauruk M.M., menjadi Wali Kota Sibolga dan Raja Bonaran Situmeang S.H., M.Hum. menjadi Bupati Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Syarfi yang berpasangan dengan Marudut Situmorang dimasa Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota Sibolga dengan Jargon “SARMA”.

Syarfi Wali Kota Sibolga ke- 15 di lantik Rabu (26/08/2010) pagi menjadi Wali Kota Sibolga di Gedung DPRD Kota Sibolga mengantikan Drs Sahat Pinorsinta Panggabean M.M., habis masa jabatannya dua periode.

Malam Pisah Lepas Sambut di Gedung Nasional Kota Sibolga usai pelantikan pagi hari, Syarfi langsung berikan kejutan ditengah sambutannya mengatakan: “STOP PANGLIMA TALAM”. sontak berubah suasana. Para undangan didominasi para Tim Sukses (TS). Masa Kampanye dengan Jargon “SARMA” (Syarfi – Marudut).

Syarfi dua periode menjadi Wali Kota berhasil memimpin Kota Sibolga dan hal itu di tuliskan di buku dan oleh penulis Sarbinnor Karim “PEMIMPIN PELAYANAN MEMBANGUN KOTA MENGERAKKAN PERUBAHAN”.

Pada malam itu turut dilaunching buku hasil karya wartawan yang berjudul “SYARFI HUTAURUK DALAM BIDIKAN MATA PERS”.

Sejumlah tanggapan dari Wartawan yang mengenal sosok Syarfi dituliskan sebagai testimoni dalam buku yang ditulis oleh Ridwan Butarbutar dan Jhonny Simatupang.

Perjalanan hidup dan kinerja Wali Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Drs. H. Syarfi Hutauruk M.M., dibukukan.

Perjalanan hidup Syarfi, beserta kinerjanya selama memimpin Kota Sibolga 10 tahun di bukukukan.

Launching buku berjudul “Pemimpin Pelayan Membangun Kota Menggerakkan Perubahan’”. dilakukan di dua tempat berbeda, yaitu di Jakarta dan di Kota Sibolga.

launching di Kota Sibolga digelar di Gedung Nasional Sibolga, Rabu (09/07/2022) malam, sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun Syarfi Hutauruk ke- 60. (09/07/1959-red).

Launching buku Syarfi dapat sambutan positif dari para tamu dan undangan yang memenuhi Gedung Nasional. Bahkan mantan Ketua BPK-RI Harry Azhar Azis merupakan sahabat Syarfi hadir dari Jakarta acara peluncuran malam itu.

Sarbinnor Karim selaku penulis dan penerbit buku Syarfi dalam sambutannya menjelaskan, pihaknya sudah menulis 133 buku Kepala Daerah yang dinilai mampu membawa perubahan di Daerah yang dipimpinnya.

Syarfi ini adalah buku Kepala Daerah ke-134 yang kami tulis dan terbitkan. Dan barang tentu selaku penerbit kami tidak sembarangan untuk menulis buku Kepala Daerah.

Harus memenuhi kriteria dan hasil riset yang kami tentukan, yaitu, Pemimpin atau Kepala Daerah rekam jejaknya bersih.

Mampu membangun dan menggerakkan daerahnya. Mempunyai integritas dan tidak terjerat Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN).

Berharap Syarfi dapat mengakhiri jabatannya sebagai Wali Kota Sibolga dengan baik dan tidak terjerat kasus,” ujarnya Sarbinnor.

Dalam buku setebal 346 halaman itu, dituliskan masa sulit kehidupan Syarfi yang terlahir dari keluarga miskin dari Desa Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Namun berkat semangat dan kerja keras Syarfi, ia pun mampu mencicipi manis hidup dengan jabatan terakhir sebagai Wali Kota Sibolga dua Periode, dan sebelum nya sebagai Anggota DPR-RI selama tiga periode.

Sementara Syarfi didampingi istrinya Delmeria Sikumbang dalam sambutannya mengatakan: “Tujuan diterbitkannya buku itu sebagai motivasi kepada generasi penerus, khususnya Warga Kota Sibolga dan Tapteng.

“Tujuan buku ini bukan untuk kesombongan, melainkan motivasi untuk berubah dari kemiskinan dan kebodohan”.

Dalam buku 10 tahun Kinerja Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga, Syarfi, sejumlah Pejabat Negara dan Mantan Pejabat, serta Tokoh Politik berpartisipasi memberikan tanggapan dan sambutan.

Seperti tanggapan dari H Akbar Tanjung mantan Ketua DPR- RI 1999-2004, H Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar dan Menteri Perindustrian RI 2016-2019, H Bambang Soesatyo, dan Ketua DPR-RI 2017-2019.

Kemudian Surya Paloh Ketua Umum Partai NasDem, Mochammad Basoeki Hadimoeljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI tahun 2014-2019.

Lalu Nona Djuwita Farida A Moeloek Menteri Kesehatan RI 2014-2019, Yohana Yembise Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI 2014-2019, Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2014-2019, H Fadel Muhammad, Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2009-2012.

Pramono Anung Wibowo Menteri Sekretaris Kabinet RI 2016-2019, H Agung Laksono Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat RI 2009-2014, Bill Parente Chief of Partu USAID Plus, KH Syech Ali Akbar Marbun tokoh Agama di Medan.

Pada malam itu juga turut dilaunching buku hasil karya wartawan yang berjudul ‘Syarfi Hutauruk Dalam Bidikan Mata Pers’.

Sejumlah tanggapan dari Wartawan yang mengenal sosok Syarfi dituliskan sebagai testimoni dalam buku yang ditulis oleh Ridwan Butarbutar dan Jhonny Simatupang.

Untuk diketahui semasa Wali Kota Sibolga Drs. Mhmd H. Syarfi Hutauruk M.M., dengan Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang S.H., M.Hum. (Kota Sibolga dan Tapteng bak dua sisi mata uang-red) wacana membagun lambang tangan persahabatan.

Lambang dua tangan berjabat tangan yang melambangkan perdamaian menunjukkan niat baik untuk mengakhiri pertikaian dan berdamai.

Simbol ini juga melambangkan penghormatan, pengampunan, dan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang harmonis.

Berjabat tangan juga merupakan budaya yang sudah melekat di Indonesia.

Hal itu mungkin termotivasi oleh masa kepemimpinan Wali Kota Sibolga dan Bupati Tapteng pernah tidak akur bagaikan “Dekat Tidak Berhampiran Jauh Tidak Berantara”.

Diketahui juga kedua Pimpinan ini adalah bersaudara (Keluarga) pecah karena Ombak Sibolga dan Ombak Tapteng”. (Demak MP Panjaitan/Pance).