8.4 C
Manchester
25 November 2024
Image default
Nasional

Diramalkan Bursa Saham RI Bakal Bangkit di Semester II

SABISNIS.COM, Jakarta, – Ketidakpastian di pasar saham akibat dampak pandemic covid-19 membuat Indeks Harga Saham Gabungan masih terkoreksi 21,16% sejak awal tahun.

Ada peluang IHSG bangkit lagi di semester kedua dengan stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas, Friderica Widyasari Dewi merinci, gejolak yang terjadi di pasar saham mencerminkan tingginya ketidakpastian global. Terlihat dari arus dana keluar di pasar saham sejak awal tahun masih mencapai Rp 12 triliun.

Hal ini juga membuat nilai kapitalisasi pasar di bursa tergerus menjadi Rp 5.777 triliun dari sebelumnya di kisaran Rp 7.265 triliun.

“Dari sisi trading harian, rata-rata di tahun 2019 mencapai Rp 9,1 triliun per hari, saat ini turun menjadi Rp 7,3 triiun per hari. Ini belum menunjukkan kembali ke normal,” kata Friderica Widyasari, dalam diskusi virtual Jumat petang (3/7/2020).

Alhasil, penurunan nilai transaksi harian dan jual bersih investor asing ini mengerek laju IHSG terkoreksi 21,16% ke level 4.973,94.

Mengacu riset Danareksa Sekuritas, Kiki menjelaskan, penurunan IHSG terbagi dalam lima fase. Pertama, saat pengumuman kasus pertama virus Corona tipe baru di Wuhan, China, IHSG masih bergerak seperti biasa. Berikutnya IHSG terkoreksi saat dilaporkan kasus covid keluar dari China, tepatnya di Jepang dan AS.

Fase selanjutnya, saat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan virus Corona sebagai pandemi.
Di fase keempat atau fase yang paling parah saat Indonesia mulai mengumumkan kasus pertamanya, kala itu IHSG turun ke level 3.900.

Namun, pada saat ini, Kiki menyebut Indonesia sedang memasuki fase kelima menghadapi tatanan normal baru. Ia berharap, adanya stimulus dari pemerintah, OJK dan bank sentral bisa memacu pemulihan perekonomian nasional dan berdampak positif bagi pasar saham.

Pada masa era tatanan normal baru, Danareksa menyebut beberapa sektor masih memiliki peluang untuk tumbuh.
Sektor tersebut antara lain konsumer, telekomunikasi, emiten rokok, dan perusahaan menara.

Sisi lain, secara valuasi, banyak saham-saham yang memiliki fundamental cukup baik saat ini dilihat secara price to earnings ratio (PE) terbilang rendah, sehingga ada potensi kenaikan untuk berinvestasi di saham-saham tersebut.

“Di tengah pandemi yang uncertain, beberapa sektor justru bisa tahan dan menjadi sektor potensial. Secara valuasi memang sudah cukup rendah, jadi potensi untuk naik ada,” tuturnya. (Aer dan Dari Berbagai Sumber)

Related posts

Kapan Anak Usaha Pertamina IPO ?

asep

ABDUL HAMID, S.Pd.I. PUTRA Ust. KAMAN SULAEMAN BANDAR TELOR BEBEK.

Tim Redaksi www.sabisnis.com

TIMUR MALAKA KIEMAS SH, Msi CALEG DPR RI DAPIL JAWA BARAT 8

Tim Redaksi www.sabisnis.com

Leave a Comment