SABISNIS.COM, Jakarta – Secara fundamental kondisi Indonesia masih dinilai positif oleh sejumlah lembaga pemeringkat rating dunia.
Awal bulan ini Fitch Ratings menegaskan peringkat kredit jangka panjang BBB untuk Indonesia dengan outlook atau prospek stabil. Fitch memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan berkontraksi 2 persen pada 2020 akibat COVID-19.
Namun lembaga ini memperkirakan di tahun 2021 ekonomi Indonesia akan rebound dengan tumbuh hingga 6,6 persen. Pada kuartal II tahun ini ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,2 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan peringkat BBB dari Fitch tersebut diperoleh berkat langkah pemerintah dalam mengelola keuangan negara yang dinilai sudah cukup berhati-hati.
“Kami sangat open dan berhati-hati. Namun kami tidak menutup kalau memang ada kebutuhan stimulus tambahan selama itu bisa tereksekusi. Ini semua terukur dan akuntabel. Ini mungkin yang dinilai (Fitch) kita tetap prudent,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers (10/8/2020).
Sri Mulyani sendiri pernah sangat marah kepada lembaga rating karena dianggap seenaknya membuat putusan mengenai peringkat utang Indonesia. Ini terjadi ketika lembaga sekelas JP Morgan pada 2016 memangkas peringkat surat utang Indonesia dari overweight menjadi underweight atau turun dua peringkat.
Ekonomi Indonesia yang saat itu tumbuh positif dianggap lebih buruk dari Brasil dan Turki. Padahal Brasil sedang resesi ekonomi dan Turki sedang mengalami gejolak sosial politik dan keamanan di dalam negeri. Di Eropa banyak negara yang pertumbuhannya jatuh, APBN-nya dan utangnya naik tajam. “Tapi mereka dapat grade yang bagus-bagus hanya karena analisnya orang sana.”
Reporter : Asep Erwin
Sumber : Liputan6.com